Ende, KP
Fenomena turunya permukaan air Danau Kelimutu pada tiwu Ata Bupu sebagai satu kejadian langkah, dan baru terjadi saat ini. Banyak spekulasi yang berkembang dimasyarakat dan media sosial, dari sisi ilmu pengetahuan maupun mistis. Keberadaan Danau Triwarna Kelimutu bagi masyarakat Kabupaten Ende, selain sebagai ikon pariwisata yang mendunia, juga erat kaitan dengan adat, budaya dan kepercayaan berkembang ditengah masyarakat. Perubahan alamiah yang terjadi di Danau Kelimutu erat kaitan dengan peristiwa yang bakal terjadi dikehidupan nyata. Namun fenomena yang baru pertama kali sepanjang sejarah dengan penurunan pernukaai air pada tiwu Ata Bupu perlu dicari akar persoalannya. Pemkab Ende dan Balai Taman Nasional Kelimutu dan para pihak terkait harus melakukan kajian ilmiah secara lengkap, apa penyebab dan dampak bagi keberadaan dau itu sendiri. Jangan biarkan fenomena ini menjadi polemik ditengah masyarakat yang menimbukkan kegaduhan dengan berbagai presepsi. Harus ada kajian ilmiah dari lembaga yang secara khusus menangani persoalan tersebut.
Penegasan teraebut disampaikan Ketua Komisi III DPRD Ende, Vinsensius Sangu, kepada media ini, Rabu 19/5. Menurutnya, atas fakta yang terjadi, makin berkurangnya air di danau kelimutu, patut mendapatkan perhatian bersama terutama pemerintah kabupaten Ende. Hal ini layak dan pantas karena danau Kelimutu menjadi simbol sekaligus kebanggaan Kabupaten Ende pada dunia.
Ketua Komisi III DPRD Ende, Vinsen Sangu |
"Ini Peristiwa langkah dan baru pertama kali terjadi, surutnya air di danau kelimutu. Bagi saya baik secara pribadi dan lembaga, mendesak pemerintah daerah dan semua pihak yang berkepentingan langsung harus segera bertindak. Tindakan yang sangat dibutuhkan adalah memastikan akan latarbelakang, masalah, dampak dan penyebab atas terjadinya penurunan air di danau kelimuti tersebut." tegas Vinsen Sangu.
Lebih jauh dikatakan Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, Vinsensius Sangu, para pihak yang terkait perlu menemukan langkah konkrit dan solusi terbaik untuk menjaga dan melestarikan agar keindahan danau kelimutu tetap terlestari dengan baik.
Oleh karena itu, langkah bijak yang perlu dilakukan Pemerintah saat ini adalah segera mengundang atau membangun kerja sama dengan pihak lain seperti perguruan tinggi dan lembaga survey yang bergerak di bidang lingkungan dan geologi, untuk meneliti secara mendalam dan mengujinya secara ilmiah atas perisriwa langkah tersebut.
"Riset ilmiah ini sangat penting agar masyarakat mendapatkan gambaran dan penjelasan logis keilmiahan dan mengakhiri pendapat liar yang berkembang di masyarakat saat ini. Satu hal yang patut disadari Pemda Ende, peritiwa penurunan air permukaan danau jangan dianggap masalah sepele. Ikon dan aset besar disektor pariwisata yang sudah mendunia, sekaligus memiliki hubungan erat dalam adat dan budaya masyarakat Ende - Lio. Semestinya pemerintah sudah mengambil langkah cepat menangani persoalan ini, sangat terkesan perintah melakukan proses pembiaran karena itu sebagai faktor alamiah. Paradigma ini mesti ditibggalkan, masyarakat butuh kepastian yang logis dan ilmiah, bukan asumsi tanpa dasar pijak yang jelas." tegas Vinsen Sangu.(kp/tim)