![]() |
Ketua MUI Kabupaten Ende, Abdul Syukur Muhammad |
Ende, Kelimutu Pos
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) cabang Ende, NTT, mengapresiasi sikap terbuka dari Bupati Ende, menerima saran, pendapat, dan juga kritikan, terkait wacana satu space di Pasar Senggol, akan digunakan sebagai tempat penjualan daging babi. Sikap tersebut menunjukan kedewasaan sebagai pemimpin dan juga menghormati perbedaan serta toleransi di Bumi Rahimnya Pancasila, Kabupaten Ende.
Pandangan tersebut disampaikan Ketua Umum MUI cabang Ende, H. Abdul Syukur Muhamad, kepada media, usai berdialog dengan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Rabu, 3/9/2025. Dialog antara tokoh agama muslim bersama dua pemimpin di Kabupaten Ende, sesuai rencana akan digelar di Aula utama Kantor Bupati Ende, namun dipindahkan ke ruangan pertemuan Bupati Ende.
Menurut Ketua MUI Abdul Syukur, ada keresahan ditengah masyarakat, baik dari umat muslim maupun non muslim, terkait wacana menepatkan space bagi pedagang daging babi di dalam Pasar Senggol. Keresahan juga datang dari sejumlah pedagang di Pasar Senggol, yang meminta Pemerintah meninjau kembali wacana tersebut.

"Kami menyampaikan keresahan masyarakat berkaitan dengan tempat penjualan daging babi, yang sesuai wacana dipindahkan kedalam Pasar Senggol. Ada penolakan kalau sudah berkaitan dengan akhidah, sehingga kami menyurati Bupati Ende. Responya luar biasa, Bupati mengundang tokoh muslim untuk berdialog." tegas Abdul Syukur Muhammad.
Masih menurut Abdul Syukur Muhammad, setiap gejolak yang terjadi, sudah disampaikan secara terbuka kepada Bupati Ende. Responsnya, Bupati Ende, Yosef Badeoda, akan meninjau kembali wacana tersebut. Jika dalam kajian dan rancangan renovasi pasar senggol, tidak memungkinkan maka akan dibatalkan.
"Pemerintah akan kaji lagi soal wacana tersebut. Nanti akan dilihat desain penataan Pasar Senggol. Jika memang tidak dimungkinkan, sekalipun dibuat jalur khusus, Bupati sudah tegaskan akan membatalkannya. Bupati lebih kedepankan soal rasa, toleransi dan kebersamaan yang sudah tertata dengan baik di tengah masyarakat." jelas Abul Syukur Muhammad.
![]() |
Ketua Korps HMI Ende, Samsudin Hasan |
Penegasan yang sama juga disampaikan Koordinator Korps Alumni HMI cabang Ende, Samsudin Hasan, terkait wacana penempatan satu space di Pasar Senggol untuk pedagang daging babi. Pendapat korps HMI berdasarkan polemik di medsos dan juga diskusi umum diruang publik.
"Kami sepakat jika pedagang daging babi direlokasi pada satu titik atau tempat penjualan khusus. Tempatnya harus disiapkan pemerintah, tidak mesti didalam Pasar Senggol. Biarkan dilakukan penataan dan renovasi Pasar Senggol, tetap menjadi pasar umum. Kami tidak bermaksud lain, cuma menyampaikan keresahan yang terjadi di masyarakat, untuk dipertimbangkan kembali wacana tersebut."sebut Samsudin.
Masih menurut Aktifis muda HMI, Samsudin Hasan, beberapa usulan juga disampaikan ke Bupati Ende, Yosef B Badeoda, soal tempat ideal relokasi pedagang daging babi. Respons Bupati Badeoda sangat luar biasa, terbuka dan menerima semua usulan, untuk dikaji kembali oleh tim Pemkab Ende.
"Kami salut dan mengapresiasi respons cepat Bupati Yosef Badeoda, mencermati dan menanggapi polemik yang terjadi di tengah masyarakat. Bupati tetap mendorong agar dilakukan penataan Pasar Sengol sebagai pasar daging. Untuk lokasi penjualan daging babi, tadi diwacanakan juga akan ditempatkan di lokasi milik Dinas Pertanian Ende. Sekalian dibangun rumah potong hewan (RPH) dan juga disiapkan tenaga dokter hewan, untuk memeriksa kondisi babi sebelum.dipotong. Respons Bupati bagi kami sangat luar biasa, menghormati perbedaan, perasaan dan menjaga toleransi ditengah masyarakat."tutup Samsudin Hasan.(son bara)