![]() |
Bupati Ende, Yosef B Badeoda, |
Ende, Kelimutu Pos
Dalam dua pekan terakhir ini, wacana relokasi pedagang daging babi, dan ditempatkan di dalam Pasar Senggol, menjadi topik pembicaraan utama. Baik masyarakat umum, tokoh agama, aktifis, pekerja media dan juga para pedagang, ramai mendiskusikan wacana yang digulirkan Pemkab Ende, NTT, terkait penataan Pasar Senggol sebagai pasar daging, termasuk penjualan daging babi.
Ragam presepsi yang terjadi ditengah masyarakat, diungkapkan secara lengkap oleh Bupati Ende, Yosef B Badeoda, kepada media, usai menggelar pertemuan bersama tokoh muslim diruang kerjanya, Kamis, 3/9/2025. Menurut Bupati Yosef B Badeoda, wacana yang berkembang dimasyarakat, terus dipantau oleh pemerintah. Pemerintah hadir dan berdiri untuk.semua kepentingan masyarakat dan juga menjaga stabilitas sosial, politik dan ekonomi. Tidak ada satu pihakpun yang lebih diprioritaskan pemerintah dalam memutuskan suatu kebijakan.
"Kita ikuti diskusi publik terkait wacana yang ditawarkan pemerintah, melakukan penataan Pasar Senggol dan menjadikan Pasar Senggol.sebagai pasar daging. Termasuk didalamnya merelokasi pedagang daging babi untuk berjualan di dalam Pasar Senggol. Wacana ini kemudian mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan di Kabupaten Ende, dan itu menjadi pertimbangan Pemkab Ende dalam mengambil keputusan". sebut Bupati Yosef B Badeoda.
Masih menurut orang nomor satu di Bumi Triwarna Kelimutu Ende, Yosef B Badeoda, wacana terkait penataan Pasar Senggol menjadi pasar daging, baru sebatas wacana saja. Masih ada tahapan lain yang perlu didiskusikan bersama dan ada kesepakatan bersama dengan semua pihak, baru Pemkab Ende menindaklajuti dalam bentuk program dan anggaran.
"Ini masih sebatas wacana, dan Saya menghargai reaksi, usul, saran, pendapat, dan berbagai pertimbangan dari semua komponen yang ada, termasuk dari tokoh agama. Kita akan duduk bersama berdiskusi secara terbuka untuk mencari kesepakatan dan solusi terbaik. Pemerintah tidak pernah berniat memaksakan kehendak, tetapi berpikir untuk kebaikan dan ada perubahan dalam peningkatan ekonomi masyarakat." jelas Bupati Yosef Badeoda.
Berkaitan dengan relokasi pedagang daging babi dan ditempatkan juga didalam Pasar Senggol, tentu sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara baik oleh pemerintah dari berbagai aspek. Tetapi ini juga masih dalam.tahapan wacana, belum diputuskan oleh Pemkab Ende. Nanti ada tim.yang melakukan analisis dan desain penataan Pasar Senggol. Hasilnya akan kita kaji bersama, jika memang tidak memungkinkan dari berbagai aspek, maka Pemkab Ende akan membatalkan relokasinya. Jika nantinya dari desain yang ada, dan ada kesepakatan bersama semua komponen, soal.space khusus untuk relokasi pedagang daging babi, maka.akan ditindak lanjuti oleh Pemkab Ende.
"Pemkab akan bentuk tim analisis dan tim untuk mendesain Pasar Senggol menjadi pasar daging. Kita akan dorong untuk itu. Tetapi hasil kajian dan desain jika tidak memungkinkan untuk penjualan daging babi, maka solusi lain akan diambil Pemkab Ende, merelokasi pedagang daging babi, agar tidak berjualan dipinggir jalan umum. Kalau ada space khusus dan jalur khusus bisa dibuat untuk penjualan daging babi, maka kita akan bangun dengan baik dan mengutamakan kenyamanan bagi semua pihak." tegas Bupati Yosef Badeoda.
Dari pertemuan bersama tokoh agama tadi, ungkap Bupati Yosef B Badeoda, ada usulan untuk merelokasi pedagang daging babi, agar berjualan dilokasi milik Dinas Pertanian Kabupaten Ende. Hemat kami, usulan tersebut sangat baik, sehingga Pemerintah bisa melengkapi dengan membangun rumah potong hewan (RPH), serta menyiapkan petugas dan dokter hewan, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ternak babi sebelum dipotong. Secara umum tentu lebih higienis dan menjamin masyarakat mengkonsumsi daging babi yang segar dan tidak mengkonsumsi daging yang terserang virus atau penyakit.
"Semua usulan kita akan kaji dengan baik dan mempertimbangkan berbagai aspek penting yang terkait. Saya rasa usul merelokasi pedagang daging babi, ditempatkan diarea milik Dinas Pertanian Ende, juga sangat baik. Kita bisa bangun RPH dan siapkan petugas atau dokter hewan, untuk melakukan pemeriksaan sebelum babi tersebut dipotong. Ini juga menjamin mutu, higienis dan betul-betul daging yang dikonsumsi itu memenuhi standart kesehatan. Nanti akan kita pertimbangkan lagi, dan kita bicarakan bersama semua pihak, untuk mengabil keputusan bersama, terkait relokasi dan penempatan pedagang daging babi. Saya harap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu yang merusak kerukunan hidup antar umat di Kabupaten Ende. Yakinlah Pemerintah selalu hadir dan berdiri untuk mengakomodir semua kepentingan masyarakat, tanpa ada pembeda sedikitpun," pungkas Bupati Yosef Badeoda.(son bara)