![]() |
Bupati Ende, Yosef B Badeoda memberikan keterangan pers, usai bertemu dengan pihak Pertamina Ende. |
Ende, Kelimutu Pos
Geram dengan keluhan dan kondisi yang dihadapi masyarakat Kabupaten Ende, NTT, terkait kelangkaan pasokan minyak tanah, Bupati Ende, Yosef B Badeoda, langsung mendatangi Depo Pertamina Ende (Fuel Terminal Ende). Langka ini sebagai upaya membongkar dugaan praktek penimbunan minyak tanah subsidi bagi masyarakat, sekaligus mendapat data pasti stok minyak tanah di FTE (Fuel Terminal Ende). Pasalnya kelangkaan minyak tanah sudah menjadi penyakit tahunan dan terus berulang.
Usai bertemu dengan pihak Pertamina, Bupati Ende, Yosef B Badeoda, kepada media, Rabu, 23/7/2025, mengatakan, dari penjelasan pihak Pertamina, stok dan pasokan ke empat aget minyak tanah di Ende, sangat normal. Nanti kita akan datangi masing-masing agen, untuk mendapatkan data dan penjelasan langsung dari mereka.
"Tadi sudah dijelaskan pihak Pertamina, stok minyak yang disalurkan ke empat agen minyak tanah di Ende sebanyak 540 kilo liter. Sedangkan kapasitas penyimpanan di Pertamina sebesar 750 kl perbulan, plus suplai perminggu melalui 2 kapal dengan kapasitas mencapai 2.000 kilo liter. Sementara kebutuhan masyarakat Kabupaten Ende satu bulan sebesar 1.000 kilo liter. Ada selisih antara suplai dan kebutuhan sebanyak 460 kilo liter." tegas Bupati Yosef Badeoda.

Dari penjelasan ini, sebut Bupati Yosef B Badeoda, perlu dilakukan penelusuran lanjutan baik ke pihak agen dan pihak pangkalan. Persoalannya, kelangkaan minyak tanah hanya terjadi pada bulan atau musim tertentu dalam satu tahun. Ini yang mesti ditelusuri dan di bongkar sampai kita temukan pelaku penimbunan minyak tanah.
"Saya pastikan akan turun dan bongkar siapa oknum yang melakukan penimbunan minyak tanah, dan membuat susah masyarakat banyak. Ini minyal subsidi, jika ada yang menimbun dan mempermainkan harga, maka hukumannya sangat berat. Saya pastikan jika ditemukan oknum yang menimbun minyak tanah, kita lakukan proses hukum. Ini sudah keterlaluan, masyarakat selalu susah dan tidak terpenuhi kebutuhan minyak tanah subsidi." jelas Bupati Yosef Badeoda.
Langka lain yang akan diambil Pemkab Ende mengatasi kelangkaan minyak tanah, ungkap Bupati, Yosef B Badeoda, dimana Pemda harus mempunyai cadangan penyimpanan minyak tanah sebesar 20.000 kilo liter setiap tahun. Disamping itu untuk menutupi defisit suplai minyak tanah ke masyarakat, Pemkab Ende juga akan menambah agen minyak tanah, khusus untuk penyaluran di Kabupaten Ende. Nantinya Pemda bisa salurkan minyak tanah melalui Bumdes dan Koperasi desa.
"Tahun 2026, Pemda Ende sudah harus siapkan anggaran untuk menyiapkan cadangan minyak tanah bagi masyarakat. Nanti akan dibangun tempat penampungan, dan disalurkan melalui Bumdes dan Koperasi. Kita akan membuka kesempatan bagi pihak lain yang mau menjadi agen minyak tanah baru, dengan memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan. Harapan saya keluhan kelangkaan minyak tanah bisa kita akhiri, kita fokus melakukan penataan pada sektor lainnya." tutup Bupati Yosef Badeoda.

Kepala Depo.Pertamina (FTE) Ende, Vian Rafsanjani, dalam papaeannya terkait stok dan pasokan minyak tanah, baik dari kapal, depot pertamina ke pihak agen minyak tanah, mengatakan, stok dan pasokan minyak tanah sangat normal sesuai permintaan dari agen. Untuk jatah minyak tanah subsidi di Kabupaten Ende, sesuai dana APBD yang diajukan ke BPH Migas, dan disalurkan sesuai permintaan.
"Selama ini baik pendopingan dari kapal, stok penyimpanan di depot dan pasokan ke agen, berjalan lancar sesuai kebutuhan. Permintaannya 540 kilo liter dari empat agen, dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kita juga heran setiap tahun masih terjadi kelangkaan minyak tanah." sebut Vian Rafsanjani.
Jika Pemkab Ende berencana menyiapkan stok minyak tanah bagi masyarakat, itu sangat positif. Tinggal diproses sesuai ketentuan yang ada, dan Pemda juga harus punya depo penyimpanan minyak tanah tersendiri.
"Kami sangat mendukung langka Bupati menyiapkan cadangan minyak tanah bagi masyarakat. Kita siap bantu dari sisi administrasi, dengan catatan harus menyiapkan depot penyimpanan minyak tersendiri. Atau juga dengan penambahan agen, sehingga bisa menyalurkan minyak tanah sesuai kebutuhan 1.000 kilo liter per bulan kepada masyarakat. Kita juga berharap agar persoalan kelangkaan minyak tanah bisa diakhiri, dan tidak ada saling tiding lagi." tutup, Vian Rafsanjani.(son bara)