![]() |
Anggota DPRD NTT, Oktafianus Moa Mesi, menyerakan bantuan secara simbolis bagi Balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui di Kuasi Bhoanawa. |
Ende,Kelimutu Pos
Sinergi antara program Pemprov NTT dan Program Gereja yang dicanangkan Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden, terus diupayakan oleh berbagai pihak. Percepatan program penurunan angka stunting dan KUB ramah anak, menjadi perioritas dan perhatian khusus, dalam upaya menyiapkan generasi emas di tahun 2045.
Peran percepatan sinergitas antara program Pemprov NTT dan program gereja, khususnya KUB ramah anak, menjadi perhatian khusus dari Anggota DPRD NTT, Oktafianus Moa Mesi. Dalam program peduli kasih persaudaraan, wakil rakyat asal Kabupaten Ende, memberikan bantuan langsung makanan bergisi bagi balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Kepada media ini, Minggu, 13/7/2025 , Anggota DPRD Provinsi NTT, Oktafianus Moa Mesi, mengatakan, pemberian bantuan stimulus makanan bergisi bagi balita, ibu hamil dan ibu menyusui, sebagai penjabaran langsung dari program Pemprov NTT dan program gereja. Sebagai wakil rakyat kita harus peka dan tanggap, terhadap situasi yang ada, dimana program penurunan angka stunting dan KUB ramah anak, memiliki tujuan yang sama.
"Saya punya tanggung jawab membantu dan mempercepat program penurunan angka stunting dari Pemprov NTT dan juga program KUB ramah anak, yang dicanangkan Uskup Agung Ende. Kita berupaya menjembatani dua program yang sangat luar biasa ini, untuk menyiapkan generasi emas di tahun 2045. Intinya, kita memberikan perhatian khusus bagi pertumbuhan anak, bagi ibu hamil dan juga bagi ibu menyusui, dengan memberikan asupan makanan bergisi." jelas Oktafianus Moa Mesi.

Bertepatan dengan kegiatan reses DPRD Provinsi NTT, sebut Oktafianus Moa Mesi, program penurunan angka stunting dan juga program KUB ramah anak, menjadi salah satu prioritas yang harus dilaksanakan. Bantuan makanan bergisi sebagai stimulus, tetapi kerja kolabiratif antara suami dan istri, menjadi dasar dalam membimbing anak.
"Salah satu program prioritas saya dimasa reses ini, membantu Pemprov NTT dan juga program KUB ramah anak, bisa mencapai target yang sudah ditentukan. Kehadiran kita sebagai wakil rakyat, harus bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya menyukseskan program- program, yang sasaran utamanya masyarakat. Target saya, perpaduan dua program ini, harus memberikan dampak positif. Tetapi hal penting yang perlu diperhatikan, kerja kolaborasi dan komunikasi yang baik antara suami dan istri, menjadi faktor penting sukses tidaknya program tersebut." tegas Fian Moa Mesi.

Pastor paroki kuasi Bhoanawa, Rm. Paulus Sabu, dalam sambutan singkatnya mengatakan, pendidikan yang baik didalam keluarga, menjadi doa dan harapan kita dalam membimbing anak - anak. Salam kasih persaudaraan yang menjadi tema misa hari ini, harus dimaknai secara baik bagi setiap keluarga, dalam membimbing anak yang sehat jasmani dan rohani.
"Saya sangat mendukung dan membantu suksesnya program KUB ramah anak. Kita punya tanggung jawab yang sama, membimbing, dan menyiapkan generasi kita, yang sehat jasmani dan rohani. Mendidik anak disetiap keluarga, sebagai doa dan harapan terbaik bagi anak-anak kita." ungkap Rm. Paulus Sabu.
Pada kesempatan ini, sebut Rm. Paulus Sabu, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Anggota DPRD NTT, Otafianus Moa Mesi, dan juga partisipasi aktif dari anggota KUB kuasi Bhoanawa, yang peduli dengan pendidikan dan tumbuh kembang anak. Ini momentum yang baik, sebagai bentuk dorongan percepatan suksesnya program KUB ramah anak di kuasi Bhoanawa.

"Atas nama umat paroki kuasi Bhoanawa, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Anggota DPRD NTT, Otafianus Moa Mesi. Bantuan makanan bergisi bagi balita, ibu hamil dan ibu menyusui, menjadi pemicu bagi kami dalam menyukseskan program KUB ramah anak." pungkas Rm. Paulus Sabu.
Untuk diketahui, bantuan makanan bergisi dibagikan kepada 6 ibu hamil dan 42 ibu menyusui. Totanya ada 47 ibu- ibu yang menerima bantuan stimulus makanan bergisi. Disamping itu, Anggota DPRD NTT, Oktafianus Moa Mesi, juga memberikan bantuan seragam bagi 40 anggota penggerak kesehatan di kuasi Bhoanawa.
Bantuan makanan bergisi tersebut bertujuan menekan angka stunting di NTT dari dua digit menjadi satu digit. Dimana stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.(kp/sb)