
Ende, KP
Polemik yang muncul di tengah masyarakat terkait dugaan sikap intoleransi yang ditunjukan Pemkab Ende berakhir sudah. Bupati Ende, Yosef B Badeoda, secara tegas mengatakan tidak ada sikap intolerasi dari Pemkab Ende, dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025. Kabupaten Ende harus menjadi contoh dan pembeda dimana sikap toleransi itu hidup dan terwarisi dengan baik ditengah masyarakat.
Sikap tegas Bupati Badeoda tersebut mendapat dukungan dari tokoh agama dan berbagai pihak, yang hadir dalam pertemuan di rujab Bupati Ende, Kamis malam, 22/5/2025, pukul 21.30 wita. Petemuan bersama tokoh agama dan Forkompinda Kabupaten Ende digelar, usai munculnya riak dugaan sikap intoleransi Pemkab Ende, NTT, dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan peringatan Hari lahir Pancasila tahun 2025.
Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda menjelaskan, seluruh rangkaian kegiatan dalam menyongsong harlah Pancasila 1 Juni yang di gagas dari tanggal 21 hingga 29 Mei 2025, dilaksanakan untuk menghidupkan kembali Kota Ende, dan.membangun tali silahturahmi yang kuat antara pemerintah, masyarakat dan semua stecholder yang ada di Ende. Selain kegiatan Pekan Ende Street Festival (PESTA), di tanggal 30 akan di isi dengan seminar kebangsaan dengan tema "Pancasila Dalam Perubahan dan Dinamika Politik Dunia Dalam Era Digital".
"Pada intinya, agenda ini adalah agenda doa kebangsaan bersama, dan semua agama diberikan ruang yang sama untuk menggelar doa kebangsaan pada tanggal 31 Mei 2025. Tidak ada perbedaan atau pilih kasih, Pemkab Ende berkewajiban penuh menjaga kerukunan hidup antar umat beragama dan menjaga sikap toleransi antar umat beragama di Bumi Rahimnya Pancasila Kabupaten Ende." Jelas Bupati Badeoda.

Nantinya sebut Bupati Badeoda, kegiatan doa kebangsaan akan dilaksanakan oleh masing-masing agama sesuai keyakinannya. Agama Katolik dengan Festival Ine Maria Guadalupe, Agama Islam dengan Dzikir dan Tahlilan, demikian pun dengan Agama Protestan dengan Kebaktian di Gereja Syalom, begitu juga dengan agama Hindu dan Budha akan melaksanakan Ibadat di rumah Ibadat masing-masing.
"Sebagai Bupati dan pemimpin masyarakat Kabupaten Ende, saya perlu tegaskan tidak ada maksud atau sikap mengkultuskan agama tertentu dalam masa kepemimpinannya saat ini. Saya sebagai bupati, wajib mengayomi dan menempatkan diri secara adil untuk semua pihak. Mari kita bangun dan jaga bersama tali silahtirahmi, dan toleransi antar umat beragama, yang menjadi warisan luhur dari pendahulu kita. Kita semua bersaudara, hidup rukun dan damai harus kita jaga bersama. Saya menjamin penuh tidak ada sikap intoleransi di Bumi Rahimnya Pancasila Kabupaten Ende." tegas Bupati Badeoda.
Bupati Badeoda juga meluruskan soal undangan launching, di mana hanya mencantumkan agenda kegiatan salah satu agama dan juga flyer yang menonjolkan simbol agama tertentu. Menurutnya, itu sebuah kekeliruan dan perlu diperbaiki.
"Baliho itu sudah diperbaiki untuk Lima hari ke depan. Jadi malam ini pasang baliho yang baru. Saya menyampaikan permohonan maaf kepada selurih masyarakat Kabupaten Ende, atas kekeliruan dan ketidaknyamanan yang muncul akibat peristiwa tersebut. Mari kita bergandengan tangan membangun Kabupaten Ende yang lebih bai dan harmonis." terang Bupati Badeoda.
Sikap terbuka yang disampaikan orang nomor satu di Bumi Triwarna Kelimutu, Yosef B Badeoda, mendapat dukungan dari tokoh agama di Kabupaten Ende. Dukungan tersebut disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ende, H. Abdul Syukur, kepada media di rumah Jabatan Bupati, Kamis, (22/5/25), malam, usai digelarnya pertemuan tersebut.
Ketua MUI Ende menjelaskan, berdasarkan hasil pertemuan lintas tokoh agama bersama bupati, telah diterangkan bahwa berkaitan dengan polemik yang muncul di tengah masyarakat soal agenda kegiatan menyongsong Harlah Pancasila telah di klarifikasi oleh Bupati.
Ketua MUI menilai polemik itu muncul karena terjadi mis informasi atau kurang lengkapnya informasi yang merebak luas di tengah masyarakat, terhadap beberapa agenda kegiatan menyambut Harlah Pancasila sehingga menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
"Tadi Bupati sudah sampaikan permohonan maaf terkait polemik itu. Yang paling utama adalah saya sebagai tokoh Aagama Muslim dan juga tokoh-tokoh agama lain, dari Protestan, Hindu, Budha, kami mendukung rangkaian kegiatan ini dengan penuh ketulusan hati. Kami juga menyampailan rasa hormat dan salut kepada Bupati Ende, Yosef B Badeoda, yang secara terbuka, menyampaikan permohonan maaf, dengan penuh kerendahan hati tetap menjaga tali silaturahmi dan toleransi antantar umat beragama di Kabupatrn Ende. Ini sikap negarawan yang penuh dengan kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Ende." uja Ketua MUI, H. Abdul Syukur.
Hadir dalam jumpa pers itu, Ketua MUI Ende, Ketua PHDI Ende, I Wayan Arnama, Pendeta GMIT Syalom, Pdt. G Soan, Ketua Pengadilan Negeri Ende, Pasi OPS Pam Dandim 1602/Ende, Kasi Intel Kejari Ende, KA Pos BIN Ende, Waka Polres Ende, Pimpinan DPRD Ende, Sekda Ende, Kepala Kesbangpol Ende. (Son Bara)
Tags:
REGIONAL