Permukaan air danau pada tiwu Ata Bupu terus mengalami penurunan |
Ende,Kp
Turunya permukaan air danau Kelimutu pada tiwu Ata Bupu sudah terjadi sejak tahun 2019 lalu. Permukaan air danau Kelimutu mengalami penurunan hingga lima meter lebih. Kondisi tersebut membuat resah para pelaku usaha wisata dan publik Kabupaten Ende, akan kehilangan ikon wisata yang sudah mendunia. Desakan para pelaku wisata direspon oleh DPRD Ende dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan berbagai pihak terkait.
Bahkan dalam RDP tersebut, DPRD mendesak Balai Taman Nasional Kelimutu segera melakukan kajian dan penelitian dengan pihak terkait lainnya.
Kepala BTNK Kabupaten Ende, Agus Sitepu, melalui staf teknis dan program sub bagian TU-BTN Kelimutu, Alfonsus Tupen, kepada media ini, Rabu 16/6 mengatakan, hingga kini belum ada respon dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, berkaitan dengan surat permohonan melakukan kajian terkait penurunan permukaan air danau Kelimutu.
"Surat tertulis sudah dikirim sejak tanggal 19 Mei 2020 meminta pihak PVMBG melakukan kajian soal penurunan permukaan air danau Kelimutu. Pihak PVMBG mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Namun hingga kini belum ada jawaban dari pihak PVMBG. Kita juga sudah melakukan komunikasi secara lisan via telepon. Jawaban yang kami terima mereka belum bisa merespon surat dari BTNK Ende, karena pimpinannya masih ada kegiatan diklat. Kami juga berharap mereka bisa merespon secepatnya supaya bisa segera dilaksanakan." Jelas Alfons Tupen
Sebelumnya, fenomena terus menurunya permukaan air danau Triwarna Kelimutu pada tiwu Ata Bupu, perlu dikaji secara ilmiah apa penyebab utamanya. Pro kontra ditengah masyarakat harua ada pembuktian secara ilmiah, sehingga publik dibumi Kelimutu bisa mengetahui secara pasti penyebab utamanya. Pasalnya, ikon pariwisata danau Triwarna Kelimutu yang menjadi kebanggaan masyarakat, pada tiwu Ata Bupu, permukaan airnya terus mengalami penurunan. Saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, permukaan pada tiwu Ata Bupu mengalami penyusutan yang sangat signifikan.