Pemerintah Tidak Alergi Dengan Kritik

Pengurus dan alumni GMNI Ende, foto bersama usai acara pembukaan konferda ke XI GMnI Cabang Ende

Ende, Kp

Pemeritah Kabupaten (Pemkab ) Ende pada prisipnya terbuka dan menerima semua kritik saran dan masukan yang disampaikan berbagai komponen masyarakat. 
pemerintah membutuhkan kontribusi pemikiran dari kelompok muda dan siap bekerja sama dengan semua komponen, termasuk GMNI. Dalam proses pembangunan tentunya kita membutuhkan masukan dan kritik yang ko struktif dalam koridor aturan dengan mengedepankan etika. 
Pemerintah memberikan apresiasi dan bangga kepada generasi muda, yang tergabung dalam berbagai perhimpunan, yang terus memberikan kontrol terhadap berbagai persoalan di Kabupaten Ende. Pemerintah akan selalu siap menerima masukan dan kritik untuk satu perubahan kearah yang lebih baik. Tidak mungkin dalam proses pembangunan dan kebijakan semuanya benar, harus ada kelompok dan masyarakat yang melakukan kontrol, sehingga proses pembangunan tetap pada koridor yang ada.
Penegasan itu disampaikan Bupati Ende, Djafar H. Achmad dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Setda Ende Abraham Badu,saat membuka kegiatan Konfercab GMNI ke XI yang berlangsung di aula utama Firdaus, Senin 3/5. Menurutnya, pemerintah membutuhkan kontribusi pemikiran dari kelompok muda dan siap bekerha sama dengan berbagai OKP di Kabupaten Ende, termasuk GMNI.
"Selama ini kehadiran GMNI sudah memberi warna tersendiri sebagai salah saru kelompok muda yang kritis falam mencermati berbagai hal. Namun pemerintah tentu mengharapkan agar penyampaian aspirasi tetap dalam koridor aturan dan mengedepankan etika. Pemerintah akan siap bekerja sama dengan semua komponen, termasuk GMNI,” ujar Bupati Djafar.
Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende, Heribertus Gani, dalam pidato politiknya mendorong kader GMNI untuk berdiri pada garda terdepan menyarakan kaum marhaenis yang terus tertidas saat ini.
Sebagai organisasi perjuangan  sikap patriotisme dan keberpihakan terhadap kaum Marhaen adalah roh perjuangan kader GMNI.
“Konferensi Cabang rentan dengan perpecahan. Untuk itu saya minta kader GMNI untuk tetap bersatu dalam bingkai demokrasi. Perbedaan pendapat harus bisa diselesaikan dalam ruang dan bingkai kekeluargaan, untuk menjaga marwah  dari GMNI. Kita sadar saat ini didepan kita banyak tantangan yang akan kita hadapi, tetapi sebagai organisasi perjuangan dan pengkaderan, kader GMNI harus tetap eksis. Untuk itu kita harur pula menjaga kekompakan, kebersamaan dan saling berbagi sehingga GMNI kedepannya semakin kuat dan menjafi corong bagi kaum marhaenis yang terus tertindas saat ini.” tegas Heribertus Gani.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang GMNI Ende, Matheus Hubert Bheri, dalam pidato politiknya menegaskan, GMNI akan tetap kritis menyikapi dinamika sosial dan penyelenggaraan pemerintahan yang tidak pro rakyat. Terhadap dinamika penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Ende, Hubert Bheri mendesak adanya evaluasi pelayanan birokrasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende. Bupati Ende, H. Djafar H. Achmad harus mengevaluasi dan mencopot Kepala Dinas P dan K Ende.
“Kader GMNI Cabang Ende akan hadir dan tampil menyarakan ketimpangan dan berbagai persoalan yang terjafi di Kabupaten Ende. Kita hadir untuk menyuarakan suara orang kecil yang tidak dapat bersuara,” ungkap Hubert Bheri.
Sementara itu, pengurus GMNI pusat, Elvansius Maramba Awang, GMNI Ende merupakan cabang historis ideologis GMNI. Anggota GMNI Ende harus konsisten menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Kader GMNI, harus tampil melawan radikalisme dan teroris yang merongrong keutuhan bangsa.
Hadir pada kesempatan tersebut, para Alumni GMNI, Kelompok Cipayung serta Kapolres Ende yang diwakili Kapolsek Ndona.(Kp/tim)


Lebih baru Lebih lama