Kepala UPBU Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, Indra Triyanto |
Sepi aktifitas di Bandara H. Hasan Aroeboesman, dampak dari edaran menteri pelarangan bagi penerbangan komersil hingga 17 Mei 2021.
Ende, Kp
Sesuai dengan surat edaran menteri perhubungan, tentang larangan beroperasi bagi moda transportasi umum jelang hari raya idul fitri, resmi diberlakukan hari ini. Dampaknya, dua maskapai baik wings air dan citilik yang melayani rute penerbangan dari dan ke Ende, sejak hari ini hibgga tanggal 17 Mei 2021 berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Edarana dari menteri perhubungan tidak berlaku bagi otoritas bandara namun hanya untuk pengelola maskapai penerbangan.
Kepada media ini diruang kerjanya, Kamis 6/4, Kepala UPU Bandara H. Hasan Aroeboesman, Indra Triyanto, menjelaskan, aktifitas bandara tetap berjalan seperti biasanya, untuk melayani pesawat yang akan landing, Medifec (medical evacuasion), pesawat carteran ataupun pesawat cargo. "Edaran menteri perhubungan tidak bwrlaku bagi otoritas bandara, sehingga bandara tidak menutup operasionalnya. Edaran tersebut diperuntukan bagi maskapai untuk menghentikan sementara aktifitas penerbangan sejak hari ini tanggal 6 - 17 Mei 2021. Untuk penerbangan comersial sementara tidak beroperasi, guna menjaga munculnya klaster baru penyebaran covid 19. Kita tetap melayani operasional bandara untuk mengantisipasi juka ada keadaan darurat atau emergency, dan pihak bandara tidak melarang jika ada pesawat yang akan mendarat atau landing." tegas Indra Triyanto.
Lebih jauh dijelaskannya, dalam situasi seperti ini dengan adanya pembatasan penerbangan komersil, biasanya yang diberi pengecualian itu pesawat carteran, pesawat cargo, pesawat yang membawa pejabat tinggi negara, dan juga pesawat untuk medical evakuasi (medifec). "Hari ini ada pesawat Dimon Air yang landing dibandara H. Hasan Aroeboesman. Pesawat ini mengevakuasi satu pasien yang sakit dan dibawa ke Labuhan Bajo. Kita tetap memberikan ijin pendaratan untuk kepentingan kemanusiaan. Untuk saat ini memang ada penurunan pendapatan bagi angkasa pura hingga 70 persen. Angka itu bisa kita lihat dari frekvensi penerbangan yang sebelumnya 18 kali naik turun, saat ini hanya 8 kali saja. Ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat pendapatannya. Bagi kami sebagai pengelola bandara akan selalu mendukung kebijakan pemerintah, untuk menekan perkembangan virus covid 19. Jangan sampai kondisi kita sama dengan yang dialami negara lain, dimana virus covid 19 sudah menjadi wabah" tutup Indra Triyanto.(kp/tim)