![]() |
| Kajari Ende, adi Rifani, SH. MH, didampingi Kasi Intel sekaligus Plt,Kasi Pidsus Ende, Nanda Yoga Rohmana, SH.MH |
Ende,Kelimutu Pos
Kasus dugaan korupsi pembangunan empat unit toilet bertaraf internasiolal senilai Rp. 2,2 Miliar, bakal kembali dilanjutkan. Paket pekerjaan yang dikelaolah oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ende tahun 2022, terindikasi terjadi mark up anggaran, dan pekerjaannya diluar perencanaan awal. Empat paket pekerjaan toilet bertaraf internasional, masing-masing dialokasikan anggaran sebesar Rp.520 juta.
Kasus dugaan korupsi pembangunan empat unit toilet bertaraf internasional tersebut, kini menjadi cacatan publik saja. Tidak tuntasnya penanganan kasus dugaan korupsi pembangunan empat unit toilet oleh aparat penyidik Kejaksaan Negeri Ende, menimbulkan ragam presepsi di ranah publik. Berbagai dugaanpun mulcul, seiring hilangnya kabar penuntasan kasus dugaan korupsi yang menghabiskan dana miliaran rupiah tersebut.
Kepastian akan dilakukan penanganan dan penelusuran kembali kasus dugaan korupsi pembangunan empat unit toilet bertaraf internasional, serta sejumlah kasus lainnya, disampaikan langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri Ende, Adi Rifani, SH. MH, saat menggelar pertemuan bersama pekerja media di Ende, Rabu, 3/9/2025. Menurutnya, informasi yang terungkap dalampertemuan tersebut, menjadi catatan penting bagi penyidik Kejaksaan Negeri Ende, dan akan diti daklanjuti kembali oleh penyidik.
"Tolong kita dibanti informasi dan data terkait dugaan korupsi pembangunan empat unit toilet tersebut. Kita akan oelajari.lagi dan akan telusuri kembali terkait informasi tersebut. Kebetulan saya baru menjabat satu bulan lebih, jadi saya butuh waktu dan dukungan media, untuk menjalankan tugas dengan baik di Kabupaten Ende."tegas Kajari Ende, Adi Rifani.
Masih menurut Kajari Adi Rifani, ruang diskusi dan perkenalan dengan pekerja media di Ende, sangat perlu untuk dibuka seluas-luasnya. Kerja sama dan saling berbagi informasi, sangat membantu tugas aparat Kejaksaan Negeri Ende.
"Hari ini saya mendapat banyak informasi terkait penanganan kasus oleh penyidik Kejaksaan Negeri Ende. Untuk pertama kalinya dalam karier saya, menginjakan kaki diluar Pulau Kalimantan. Semoga saya bisa diterima di Ende dengan baik, sehingga bisa menjawab keinginan masyarakat dalam oenuntasan kasus korupsi. Saya minta tolong dibantu untuk data dan informasi, dari beberapa kasus yang disampaikan. Ini penting untuk kita sikapi dan tindaklanjuti." pungkas Kajari, Adi Rifani.

Untuk diketahui, dalam menunjang program Pemkab Ende, Provinsi NTT di bidang pariwisata, tahun 2021 Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, membangun empat toilet bertaraf internasional. Empat toilet yang dibangun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ende menghabiskan dana sebesar Rp.2,2 miliar.
Menariknya dugaan korupsi pembangunan empat toilet sudah ditangani pihak Kejaksaan Negeri Ende, tapi hingga kini belum ada kepastian hukumnya. Empat toilet yang dibangun dengan biaya masing-masing Rp. 520 juta lebih, kini kondisinya mulai rusak dan ada yang mubazir.
Pantauan media ini di lokasi taman Rendo, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, sejak dibangun hingga saat ini toilet tersebut tidak digunakan. Sementara kondiai bangunan toilet di lokasi wisata air panas Detusoko, kondisinya mulai rusak.

Toilet yang dibangun dijantung Kota Ende, tepatnya di samping Taman Permenungan Bung Karno, kondisinya dipenuhi sampah dan tidak terurus. Hal yang sama juga terjadi pada toilet yang berada di Plaza Kuliner, lokasi yang dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata kondisi toilet dan sejumlah fasilitas lainnya sudah dalam kondisi rusak.
Indikasi terjadi dugaan korupsi dan dugaan mark up anggaran pembangunan empat unit toilet, oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, pernah disoroti semlah anggota DPRD Kabupaten Ende saat itu.
Anggota DPRD Kabupaten Ende periode 2019-2024, dari Fraksi Partai NasDem, Hj. Sitti Hajarul Hastuti, saat itu sudah memberikan warning kepada Pemerintah, khusuanya Dinas Pariwisata Kabupaten Ende. Menurutnya perlu ada perhatian serius dari pemerintah terhadap fasilitas umum, khususnya toilet yang berada di bangunan Plaza Kuliner.
Pasalnya, sejumlah toilet di Pantai Kota Raja sudah tidak bisa digunakan. Toilet sangat penting bagi pengunjung pantai Kota Raja, tetapi kalau toiletnya rusak, tentu akan berpengaruh pada tingkat kunjungan.

“Aneh memang, fasilitas toilet yang dibangun dengan menghabiskan dana miliaran rupiah, sebagai salah satu penunjang destinasi wisata, kondisinya dalam keadaan rusak. Kondisi toilet yang rusak, becek dan tidak bisa digunakan membuat pengunjung enggan berkunjung kelokasi tersebut. Ini harus diperhatikan secara serius oleh Pemkab Ende." tegas Hj. Hajrul Hastuti.
Kondisi ini sebut Hj. Hajrul Hastuti, perlu mendapat perhatian serius dan dievaluasi kinerja kerja dari OPD yang membidanginya. Faktanya bangunan dengan dana fantastis miliaran rupiah dibiarkan terlantar dan tidak terawat dengan baik.
"Saya minta kepada Bupati untuk segera melakukan evaluasi dan meninjau fasilitas publik yang dibangun dengan dana miliaran rupiah. Kondisinya memprihatinkan dan mubazir," jelas Hj. Hajrul Hastuti.(son bara).
