Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM), Ate Sare Ende,.M. Farid.Numba |
Ende,KP
Dua puluh hari.sudah berlalu, pasca penggrebekan dan penangkapan komisaris PT. Agogo Golden Group, Frangki Ratu Taga, bersama sopir ekspedisi Wily Dopo sebagai kurir dan barang bukti narkotika. Sayangnya hingga kini belum juga ada pernyataan resmi dari BNN soal kasus tersebut. Publik berasumsi pihak BNN sengaja mengantungkan kasus tersebut dengan mengulur waktu. Opini liarpun terus bergulir, pasca penangkapan yang menyeret pengusaha besar di Ende. Kuat dugaan ada pihak yang ikut bermain untuk menyelamatlan para pihak yang terjaring oleh petugas BNN. Informasi lain berkembang kabar dimana sang sopir ekspedisi yang bertindak sebagai kurir kabarnya sudah dibebaskan. Kondisi ini membuat penggiat LSM dan mantan ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kupang, M Farid Numba berang. Aparat BNN dinilai mempermainkan masyarakat kabupaten Ende soal kepastian penanganan kasus dan melegitimasi kota rahimnya Pancasila Kabupaten Ende, sebagai sarang narkotika. BBN harus tegas dan terbuka terkait peristiwa penangkapan beberapa.waktu lalu biar publik tau fakta yang sebenarnya terjadi.
Sikap tegas tersebut disampaikan ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ate Sare, Ende, NTT, M Farid Numba, kepada media ini dikediamannya, Senin 20/12. Menurutnya, tidak adanya sikap atau pernyataan resmi dari Badan Narkotika Nasional Provinsi NTT, berkaitan dengan penangkapan komisaris PT. Agogo Golden Group, Frangki Ratu Taga, Kurir Wily Dopo, beserta barang bukti Narkoba, menjadi legitimasi buruk bagi kabupaten Ende. Secara tidak langsung BNN menempatkan kabupaten Ende sebagai kabupaten sarang narkotika. Mestinya ada pernyataan resmi dan terbuka terkait peristiwa penangkapan yang dilakukan petugas BNN dipelataran parkir Pelabuhan Bung Karno Ende.
"Kita tidak masuk dalam ruang teknis bagaimana BNN membuka dan membongkar jaringan narkotika di Ende. Peristiwa penggrebekan dan penangkapan dupenghujung bulan November 2021, membuka tabir dan menjadi perhatian seluruh masyarakat. Masyarakat terus bertanya sudah sejauh manakah penanganan kasus narkotika yang melibatkan pengusaha besar di Ende. Wajar kalau sampai hari ini belum ada satu pernyataan resmi dari BNN, masyarakat berasumsi macam-macam. Kita sangat menyayangkan sikap diam BNN dalam kasus ini , seolah-olah melegitimasi kabupaten Ende sebagai sarang narkotika. Bisa juga bumi rahimnya Pancasila sudah sangat parah dalam peredaran narkotika. Kalau untuk kepentingan penyelidikan tentu kita masih bisa memahami jika BNN tidak menyampaikan secara keseluruhan keruang publik. Tetapi minimal bagi kita masyarakat kabupaten Ende, ada pernyataan resmi dari BNN terkait peristiwa penangkapan tersebut, sehingga publik tau dan.bisa mengantisipasi sekaligus memberikan warning bagi generasi mida. Kalau seperti ini wajar asumsi liar berkembang dimasyarakat dan membenarkan jika ada dugaan permainan dalam kasus ini. Saya berharap apa yang sudah dilakukan oleh pihak BNN sebagai satu terobosan baik diikuti dengan penanganan kasus yang tuntas dan transparan. Kita mendukung dan menjaga marwah lembaga BNN sekaligus kita menjaga wibawa kabupaten Ende, karena peristiwa itu terjadi di Ende. Jangan sampai kabupaten yang kaya akan keberagaman dan toleransi dinodahi dengan stemprl sebagai kabupaten endemik narkotika." tegas M Farid Numba.
Lebih jauh dikelaskan mantan ketia Partai PPP yang kini menjabat sebagai wakil.ketua Partai PKB, M Farid Numba, sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Ende, tentinya turut prihatin dengan berbagai gejolak kriminalitas di Ènde, termasuk terjadi penangkapan pelaku maupun kurir Narkoba beberapa waktu lalu. Langkah awal penangkapan sebagai suatu gebrakan yang sangat luar biasa, namun dalam perjalanan lesu bahkan dingin dan tidak jelas perkembangan penanganan kasus tersebut. Informasi yang beredar di kalangan masyarakat awam, bahwa kurirnya sudah di lepas. Semoga berita tidak benar dan hoax saja.
"Artinya dalam pemahaman kami orang awam, bisa saja kurang kuat alat buktinya, sehingga beredar informasi pelaku dan kurir sudah dibebaskan. Mereka berdua ibarat dua sisi mata uang yang sama fungsinya. Kalau memang kurir di lepas tidak beda jauh dengan pelaku. Iti berarti publik butuh kepastian dan pihak berwajib jangan menggantungkan persoalan ini dan menjadi keprihatinan masyarakat dalam situasi pendemi. Publik berharap kasus ini bisa ditangani sampai tuntas apalagi berkaitan dengan narkotika. Institusi BNN harus bisa meyakinkan publik jika sampai hari ini belum.menyampaikan satu pernyataan, tetapi dibuktikan jika kasus ini ditangani dengan baik dan sesuai koridor hukum yang berlaku, sehingga para pihak apapun keterlibatannya bisa ditangani dengan baik pula." sebut M Farid Numba.
Penegasan yang sama juga disampaikan orang nomor satu di tanah Marilonga, H. Djafar Achamad, yang meminta BNN dan aparat kepolisian membongkar tuntas jaringan narkotika, pengedar, pemakai dan penikmat dari hasil penjualan barang haram tersebut. Penegasan tersebut disampaikan Bupati Ende, H. Djafar Achmad, kepada media, pekan lalu di Ende. Menurut Bupati Djafar, langkah tersebut untuk menyelamatkan generasi muda dan masyarakat kabupaten Ende agar tidak terjerumus dan memiliki ketergantungan terhadap narkotika. Kita minta BNN dan Kepolisian mengusut dan membongkar tuntas jaringan peredaran narkotika di Kabupaten Ende, dan membongkar siapa aktor yang membekingi bisnis narkoba tersebut.
"Sebagai bupati, saya meminta petugas BNN dan aparat kepolisian membongkar tintas jaringan peredaran narkotika dan membekuk dalalangnya. Tidak iti saja para pemakai, penikmat dari hasil bisnis haram juga perlu diamankan dan diproses sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ini sangat membahayakan generasi muda kita dan bisa merusak masa depan generasi bangsa ini. Sangat berbahaya jika orang kaya menggunakan narkoba di kota Ende akan berdampak buruk bagi masyarakat. Saya minta aparat bisa mengusut tuntas jaringan peredaran narkotika di kabupaten Ende." tegas Bupati Djafar.
Kabupaten Ende sebagai kota perdagangan dan mulai menunjukan geliat perkembangannya, lanjut Bupati Djafar, sangat rentan dengan peredaran dan bisnis haram narkotika. Pintu masuk yang sangat dimungkinkan iti melalui jalur laut. Kita akan perketat pengawasan jelang pelaksanaan natal dan tahun baru ini. Ada upaya juga dengan melibatkan anjing pelacak untuk.membantu mengawasi masuknya barang hatam ke kabupaten Ende.
"Saya juga berpikir dan akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan anjing pelacak dipintu masuk pelabuhan laut. Jalur ini sangat rawan dan dugaan kita sering digunakan oleh jaringan.pengengar narkotika sebagai pintu masuk. Mobilitas yang tinggi juga dimanfaatkan untuk memasok barang haram ke kota Ende. Sebagai bupati, saya juga akan mendiskusilan kondisi ini dengan pihak BNN sudah separah apakah peredaran, pengguna narkotika di kabupaten Ende. Sekali lagi saya tegaskan agar aparat keamanan bisa membongkar jaringan dan membekuk dalang peredaran serta penikmat dari bisnis barang haram di kabupaten Ende." sebut Bupati Djafar.
Hal yang sama juga disampaikan orang nomor satu dijajaran kepolisian resort (Polres) Ende, AKBP. Albertus Andreana, saat berdiskusi dan berdialog dengan pekerja media di Ende akir pekan lalu. Menurut Kapolres Albertus Andreana, pada prinsipnya aparat kepolisian juga terus mengikuti dan memantau situasi yang berkembang di kabupaten Ende. Bahkan simpang siurnya informasi pasca penangkapan hingga ada keterlibatan oknum.pekerja media menjadi pertanyaan tersendiri. Memang saat mau menggelar aksi baru disampaikan dalam konteks meminta bantuan personil dan juga ruangan untuk.proses penyelidikan.
"Kita tetap bekerja menjaga keamanan dan ketertiban termasuk juga dengan berbagai isu pasca penagkapan oleh BNN. Memang tidak ada penyqmpaian secara resmi, tetapi saat mau melakukan aksi dilapangan kita disampaikan untuk membantu personil. Kita juga siapkan ruangan untuk proses penyelidikan sesuai prosedur permohonan pinjam pakai. Penyidik polres Ende juga tidak diperkenankan ikut terlibat dalam proses tersebut. Kita juga heran dan kaget ada informasi yang diberitakan soal keterlibatan oknum wartawan, sedangkan secara resmi saya tidak pernah membuat pernyataan atau mendiaposisikan kepada staf untuk membuat pernyataan pers, terkait ketwrlibatan oknum.media. Saya sedang telusuri informasi iti disampaikan oleh siapa kepada media, sehingga menimbulkan multi tafsir dimasyarakat. Ini yang mesti kita bangun kesepahaman bersama sehingga ada solusi yang bisa kita capai bersama pula.Sebagai kapolres tentunya saya siap memfasilitasi apapun keputusannya sebagai pembuktian terlibat atau tidaknya oknum.media sesuai prosedur yang ada. Dengan satu niat yang baik dan tulus, sehingga tidak ada persoalan baru dikemudian hari." jelas Kapolres AKBP. Albertus Andreana.(kp/tim)