Ende,KP
Berawal dari kelangkahan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan terus naiknya harga BBM jenis pertalite, puluhan sopir angkot menggelar aksi mogok. Piluhan mobil.mokrolet kota Ende diparkir dihalaman gedung DPRD dan juga disepanjang jalur jalan Eltari. Kehadiran para sopir menyampaikan aspirasi berkaitan dengan kelangkahan premium, dan juga terus naiknya harga pertalite dalam satu bulan ini. Disampingnitu, para sopir juga mengeluhlan soal tarif yang tidak diimbangi dengan kenaikan BBM. Mereka meminta pemkab Ende untuk menaikan tatif angkot untuk.menutipi biaya operasionalnya.
Kehadiran para sopir angkot di gedung DPRD Ende, diterima oleh ketua dan anggota komisi II DPRD Ende, diruang gabungan komisi, Selasa 26/10. Kehadiran para sopir untuk menyampaikan aspirasi berkaitan kelangkahan premium dan juga meminta pemerintah menaikan tarif angkutan kota. Komisi II Dewan DPRD Ende berjanji akan memfasilitasi penyesuaian tarif bagi angkutan kota Ende. Namun kenaikan tarif tersebut harus ada pijakan resmi berkaitan dengan kenaikan harga BBM dan ketersediaan BBM jenis premium. Komisi II DPRD Ende junga menghadirkan instansi teknis terkait baik dari dinas perhubungan dan juga bidang perekonomian setkab Ende.
Mewakili sopir angkutan kota lainnya, Eduardus, menyampaikan kondisi yang sangat sulit dihadapi para sopir dengan kelangkahan premium dan juga terus naiknya pertalite. Kenaikan harga pertalite tidak diikuti dengan kenaikan tarif angkutan kota. Kondisi ini sangat membebankan para sopir. Disamping itu, keberadaan terminal pada dua pinti masuk tidak berfungsi dengam baik. Kendaraan dari luar kota langsung masuk ke kota, mengantarkan penumpang dan barang.
"Dalam satu bulan ini terjadi kelangkahan premium. Kita terpaksa menggunakan perralite, namun harga pertalite terus mengalami lenaikan. Harga perliter untuk pertalite saat ini sebesar Rp. 7.250 rupiah. Sedangkan tarif angkota bagi penumpang dewasa sebesar Rp.3.500, sementara untuk pelajar dan mahasiswa Rp.2.000. Kondisi ini sangat membebankan bagi para sopir. Disamping itu, keberadaan dua terminal dipintu masuk tidak berfungsi dengan baik. Banyak angkutan pedesaan dan angkutan luar kota lainnya, langsung masuk ke kota mengantarkan barang dan penumpang. Kita minta pemerintah dan dewan bisa memperhatikan keluhan ini, dan juga mempertimbangkan kenaikan tarif angkutan kota." sebut Eduardus.
Kepala Dinas Perhubungan kabupaten Ende, Mustaqim Mberu, yang ikut hadir mendengarkan keluhan para sopir angkutan kota, menjelaskan, pemerintah akan mempertimbangkan bahkan menjawab aspirasi dari para sopir angkutan kota. Soal kenaikan tarif angkutan kota bisa ditinjau lembali, jika ada surat resmi soal kenaikan harga BBM dari pihak terkait. Sampai saat ini belum.ada penyampaian secara resmi oleh pihak Pertamina selaku otoritas yang mengatur BBM.
“Sampai saat ini belum ada pemberitahuan secara resmi berkaitan dengan kenaikan harga BBM. Langkah kita melakukan koordinasi dan menyurati Dishub NTT, menanyakan soal kondisi kelangkahan premium saat ini. Dari pihak Dishub Provinsi, juga menyampaikan sudah menyurati Pertamina menanyakan soal kelangkahan premium. Apakah premium tidak lagi diproduksi atau memang kehabisan stok yang ada sehingga terjadi kelangkahan. Sampai saat ini juga belum ada jawaban pasti dari otoritas Pertamina.Kita siap melakukan penyesuaian tarif angkot sesuai tuntutan para sopir, tetapi bagi kita penyesuaian harus ada dasar atau surat resminya. Sementara berkaitan dengan pengelolahan dua terminal dipintu masuk kota Ende, selama ini petugas ditempatkan untuk mengatur arus masuk keluar kendaraan pada dua terminal tersebut. Kalau memang belum.maksimal.ini menjadi masukan dan catatan untuk kita perbaiki kedepannya. Saya juga minta para sopir dan pengusaha angkutan kota, untuk membaca baik-baik jalur masing-masing angkota. Kalau keinginan untuk kita benahi bersama, kita akan melakukan pembenahan secara bersama-sama. Selama ini ada waktu tertentu angkota tidak berada diterminal. Iti juga menjadi kesulitan tersendiri bagi penumpang dari luar kota. Disamping itu kita juga tau ada angkota yang sering masuk ke terminal.dan ada juga yang tidak pernah masuk ke terminal. Petugas akan kita siapkan untik melakukan pembenahan sehingga keluhan yang sama bisa diselesaikan." jelas Mustaqim Mberu.
Sementara itu, kepala bagian ekonomi setda Ende, Abdul Gani Gere Wara, mengatakan, kenaikan harga BBM merupakan keputusan resmi otoritas yang bersangkutan, walaupun sampai saat ini belum ada surat resmi yang dikeluarkan otoritas tersebut.
"Sesuai penyampaian dalam.pertemuan resmi dengan Pemkab Ende beberapa waktu lalu di kantor bupati Ende, dapatnya saat pertemuan dengan pihak Pertamina Ende beberapa waktu lalu, sinyal kenaikan harga BBM sudah disampaikan oleh pihak Pertamina. Kenaikan harga akan dilakukan bertahap, hingga mencapai harga Rp. 7.650 per liter tanpa subsidi.
"Sinyal menaikan harga BBM sudah disampaikan oleh pihak Pertamina saat menggelar sosialisasi program langit biru di kantor Bupati Ende. Itu ranah mereka yang memiliki otoritas mengatur tentang BBM. Bagi kita keputusan resmi yang kita butuhkan saat ini, untuk melakukan kajian dengan pihak terkait, soal dampak yang terjadi. Termasuk dengan menaikan tatif angkutan kota, kita bisa lakukan penyesuaian dan memperbaharui kembai SK Bupati Ende, berkaitan tarif angkota. Pemerintah akan menerima aspirasi dari para supir angkota dan akan melakukan korrdinasi untuk mendapatkan kepastian dalam situasi ini." ungkap Dul Gere Wara.
Ketua Komisi II DPRD Ende, Yulius Cesar Nonga, pada kesempatan tersebut mengatakan, sebagai perwakilan masyarakat, apapun aspirasi yang disampaikan akan kita perjuangkan bersama. Secara lembaga dewan akan menghubungi pihak pertamina Ende, untuk mendapatkan penjelasan yang pasti berkaitan dengan kelangkaan premium dan kenaikan harga pertalite. Jika nantinya dalam penjelasan pihak Pertamina menyatakan kenaikan harga BBM baik jenis premium, pertalite, pertamax, dan solar, sudah ditetapkan secara resmi, maka kita minta Pemkab Ende, melalui instansi terkait segera melakukan refisi SK Bupati Ende, soal kenaikan tarif angkutan kota.
“Hari ini sebagai perwakilan masyarakat, kita menerima aspirasi dan keluhan dari para sopir angkutan kota. Kita akan pastikan dulu apakah kenaikan tarif sudah ada keputusan resmi atau belum. Ini yang harus dijelaskan pihak Pertamina, sehingga ada satu kepastian bagi pemerintah dan DPRD Ende. Kita pastikan ada penyesuaian tarif baru, yang terpenting surat resmi yang menjadi acuan sudah kita dapatkan. Penyesuaian tarif angkota akan dihitung sesuai besaran kenaikan BBM tanpa subsidi sebesar Rp. 7.650.
Saya berharap, sebelum.ada keputusan resmi soal kenaikan BBM, para sopir tidak menaikan tarif angkot secara sepihak. Kita mengikuti alur yang sama dan pendasarannya ada pada regulasi, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam.situasi seperti saat ini. Semua butuh kejelasan, tetapi pendasaran menjadi penting untuk.kita bersikap. Yang pasti, para wakil rakyat akan memperjuangkan aspirasi ini, jika ada penjelasan atau surat resmi dari pihak Pertamina." tegas Yulius Cesar Nonga.(kp/tim)